renungan

Siapa yang menyangka kehidupan akan sekompleks ini, rumit, berliku, lurus tak jarang beberapa orang (termasuk aku) berbuat memalukan karena ketidaktahuanya, namanya juga hidup ya harus belajar, proses yang terus menerus berlanjut.

Dulu awalnya aku menganggap kehidupan hanya harus dijalani apa adanya , seiring berjalanya waktu pandangan tentang smua itupun berubah, melalui orang tua, keluarga,sahabat, teman, tetangga, dan interaksi kita terhadap lingkungan sekitar; asing, meraba raba, adaptasi yang tiada henti hentinya.
namun apapun kita harus kita syukuri, karena hidup begitu berharga,, sungguh sangat berharga. Hidup itu hak yang paling azasi bagi setiap orang. Tanpa hidup, orang tidak bisa lagi meneruskan kegiatan-kegiatan yang berguna bagi diri dan bagi sesamanya dalam hidup ini. Orang mengalami suatu saat yang stagnan dengan hilangnya hidup ini.

Karena itu, hidup itu sangat berarti dan bermakna bagi hidup manusia. Semestinya manusia mensyukuri hidup yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Hidup itu rahmat istimewa yang diberikan Tuhan kepada manusia. Untuk itu, manusia tidak punya hak untuk menghentikan hidupnya.

Jalan kematian itu suatu misteri yang akan sampai pada setiap orang. Ada saat di mana hidup itu akan berakhir. Karena itu, orang tidak bisa menentukan kapan hidupnya berakhir. Apalagi merancang sendiri kematiannya. Orang seperti ini lancang terhadap hidupnya sendiri. Ia sok berkuasa atas hidupnya. Padahal hanya Tuhan yang punya kuasa atas hidup manusia.
Keindahan dan berharganya hidup tidak diukur dari panjang atau pendeknya hidup seseorang. Juga tidak diukur dari kaya dan miskinnya orang. Atau tidak juga diukur dari tinggi atau rendahnya jabatan seseorang. Namun indah dan berharganya hidup seseorang diukur dari bagaimana orang menjalani hidup ini. Karena itu, ukuran yang sesungguhnya terletak pada bagaimana seseorang memaknai hidup melalui nurani hati.
Kawan, hidup terlalu berharga untuk disia-siakan.

Posted in: artikel,renungan