Ini adalah secuil kisah tentang mimpi-mimpiku, bukan bualan atau omong kosong semata. Aku baru menyadari, kalau dalam setiap kubik di hidupku, ada mimpi yang bernapas dan mengalir di nadi yang terdalam. Sebagai manusia, aku memeliharanya, hingga aku tumbuh menjadi aku yang sekarang, yang berusaha membaca dunia, berusaha memperjuangkan mimpi-mimpiku di kesempitan gerak. Aku sempat tak percaya, wacana-wacana yang sering kubaca dari buku-buku , novel,komik, motivasi, cerita-cerita dari kakek nenek, terjadi juga padaku. Aku mengalami krisis dukungan. Ya, aku merasakan itu akhir-akhir ini. Dunia seolah tak mendengar jeritanku. Bahkan orang-orang terdekatku. Ah..kenapa aku harus sensitif dengan ini ? kenapa aku justru menggarisbawahi kesedihan. Bukankah itu tidak perlu? Bukankah masih banyak hal-hal yang lebih penting..Oh, bukan begitu kawan! ini masalah hati yang kian hari kian diterpa nasib. Nasib, takdir, dan mimpi. ketiganya selalu dan akan selalu memberikan tanda tanya besar bagiku. Dan mungkin sekarang aku sedang menjalani takdirku, tingal di Yogyakarta, lalu bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpiku!
aku juga tak mengerti, kenapa di saat aku baru meneriakkan dan mengikat cita-citaku di dalam hati, orang-orang di luar aku mencoba mempertanyakan kelanjutan mimpiku? ini itu perihal mimpiku. Aku belum bisa menjawab, tapi suatu hari nanti, waktu yang akan berbicara pada orang yang tak pernah mau percaya.
Aku menanti kesuksesan itu tiba. Hari-hari kusisipi doa dan zikir kesuksesan. Aku hanya punya itu, dua senjata yang tak membutuhkan uang atau materi. Kusirami mimpiku dengan dzikir yang tak putus -putus. Kuberikan napas bagi mimpiku dengan atmosfir berisi doa-doa. tapi mengapa, orang-orang seolah tak percaya dan menganggapku PEMBUAL! aku sudah bosan digunjingkan! aku sudah bosan menjadi bahan tertawaan. aku sudah bosan melihat muka-muka yang memandangku dengan ringkih yang hanya mampu bicara! aku sudah bosan dipandang bukan siapa-siapa!aku ingin keluar dari lingkaran yang memandangku seperti semut hitam, kecil pula. ah...mengapa aku malah menularkan keluh kesah??
Baiklah, untuk mimpi-mimpiku, bersabarlah. bersabarlah karena aku pasti akan mewujudkanmu. Aku tak peduli dunia akan tertawa, orang-orang akan menghina, aku tak peduli. Yang aku pedulikan adalah kalian, mimpi=mimpiku yang kupelihara sejak kecil. aku yakin, kalian sudah tidak sabar, tapi sabarlah mimpi-mimpiku yang agung, kalian pasti akan keluar dari derita omong kosong orang-orang, karena kita sudah punya senjata lengkap, doa, usaha, dan dzikir, meski tanpa fasilitas dan waktu yang lapang. Sabarlah mimpi-mimpiku, aku akan matang, aku akan terbang, meski matahari belum terbit!
0 comments:
Post a Comment